HUMBAHAS – Foktanews.online ||Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sudah disediakan anggarannya melalui dana BOS yang digelontorkan pemerintah pusat, sarana dan prasarana merupakan salah satu daya pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari management pendidikan.
Keberadaan toilet itu bersifat penting dan tidak bisa dianggap sepele. Tak hanya adanya fasilitas saja, tapi kebersihannya pun wajib dijaga. Pasalnya, para siswa akan menggunakan fasilitas ini dari waktu ke waktu.
Toilet merupakan fasilitas vital di berbagai tempat, terutama di sekolah. Toilet juga penting bagi kebersihan dan kesehatan individu maupun masyarakat.
Namun berbeda dengan keadaan Sekolah Menengah Pertama, SMP Negeri 1 Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatra Utara, dengan jumlah siswa-siswi kurang lebih 390 orang, tidak memperhatikan kebersihan sekolah, minimnya pemeliharaan yang dilakukan pihak sekolah, tampak dengan kasat mata pada saat Tim Jurnalis dan LSM sambangi sekolah untuk melakukan kontrol sosial ke sekolah tersebut 07/11/2024
Sangat disayangkan, besarnya dana yang digelontorkan pemerintah pusat, yang dikelola oleh sekolah dengan menerapkan prinsip manajemen berbasis sekolah, yaitu, kewenangan sekolah untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan program sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah.
Namun terlihat sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Pollung tidak terawat, diduga tidak sesuai penggunaan anggarannya, terdapat Sanitasi yang tidak tersedia wadah penampung air, Gayung dan alat-alat yang biasa disediakan di toilet pada umumnya.
WC nya mampet, hingga kotoran terlihat membuat awak media ini hampir muntah-muntah karena bau yang sangat menyengat.
Berbeda dengan Toilet yang dipergunakan para bapak/ibu guru disekolah tersebut, sangat jauh perbandingan kebersihannya.
Begitu juga dengan plafon-plafon Gedung sekolah tidak terawat, kaca-kaca ruangan yang pecah yang tidak diperbaiki/ganti.
kamar mandi atau toilet yang bangunannya sangat layak kekokohannya dibiarkan kotor, Lumut tumbuh di dinding kamar mandi.
Sepertinya tidak pernah dibersihkan, mengakibatkan atau menimbulkan bau tidak sedap, karena kemungkinan tidak ada kemauan dari pihak guru dan kepala sekolah untuk merawat dan memperhatikan lingkungan sekolahnya.
Ketika Tim Jurnalis dan LSM memasuki ruang kantor guru/Tata Usaha, bertanya dimana kepala sekolah, tadi ada disini mungkin menanam pohon dilingkungan sekolah ini, sebentar saya lihat dulu, namun kepala sekolah tak kelihatan penyampaian salah seorang Guru, sungguh disayangkan Kepsek tidak bertemu dengan tim guna konfirmasi langsung dengan keadaan sarana dan prasarana sekolah.
Hal senada juga disampaikan beberapa Anak didik saat Tim Jurnalis dan LSM memasuki gerbang sekolah, bertanya ada Kepala sekolah atau tidak, anak didik menyampaikan ada pak, ujar beberapa orang anak didik.
Sementara, Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pollung, Hokkop Tua Situmeang, ketika dikonfirmasi Tim Jurnalis dan LSM melalui Telpon dan pesan WhatsApp tidak merespon meskipun telpon Berdering begitu juga pesan WhatsApp sudah tersampaikan. 07/11/2024.
Ketika awak media mengirimkan foto beberapa keadaan sarana dan prasarana disekolah, kepala sekolah membalas; Sudah di lakukan perbaikan dengan kerjasama dengan pihak DAMKAR, Terimakasih untuk partisipasi aktif anda sebagai LSM. 09/11/2024.
Sama-sama Pak Kepsek, yang kami sayangkan kenapa saat kami kunjungi seperti alergi dengan kedatangan kami Tim Jurnalis dan LSM. Ketika ditelpon juga tidak mau angkat telpon.
Bagaimana dengan dana sarana dan Prasarana, apakah tidak bisa digunakan untuk memperbaiki rusak ringan ini.
Ini memang belum masuk ke anggaran tahun 2024, semua kerusakan yang terjadi tahun ini masih kami kumpulkan untuk dapat diperbaiki tahun depan, Saya semalam ada kegiatan sampai malam, mohon maaf kalau seperti kurang menanggapi bapak jawaban pesan whatsapp kepsek.
Awak media kembali mengirimkan Foto Plafon dan kaca-kaca sekolah yang pecah dan bertanya kenapa kerusakan ringan itu tidak segera diperbaiki?
Kepsek SMP Negeri 1 Pollung Hokkop Tua Situmeang, yang mengaku baru menjabat 4 bulan, mengaku masih mempelajari hal-hal yang perlu di tingkatkan di sekolah. Terimakasih telah memberikan arahan untuk perbaikan, akan saya koordinasikan dengan pihak terkait untuk lebih memberikan tranparansi pengelolaan Dana BOS, Izin saya ya pak Mau sermon di gereja, ujarnya. Sayang nya ketika ditanya sudah defenitif, kepsek tidak mau menjawab.
PLT Kadis pendidikan Kab. Humbahas ketika dikonfirmasi mengirimkan release berita yang akan terbit, menyampaikan; Saya tidak bisa serta merta langsung menjawab pertanyaan bapak sebelum saya cros cek ke lapangan, terimakasih infonya , hari ini juga kita akan cek kelapangan. Terimakasih. ujarnya lewat pesan WhatsApp.
Awak media ini kirim potongan video sekolah yang dimaksud pada PLT Kadis Dinas Pendidikan, Sudah kita sampaikan ke Kabid, untuk turun kelapangan hari ini juga serta mengambil tindakan yang perlu sesuai ketentuan yg berlaku
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Lembaga Swadaya Masyarakat Aliansi Pemantau Transparansi Indonesia (DPD LSM APTI) Simon Sinaga menyampaikan; Kepala sekolah SMP Negeri 1 pollung, terkesan alergi dengan kedatangan pers dan LSM, Anak didik dan Guru menyampaikan kepsek ada di sekolah, kenapa tiba-tiba sudah tidak ada disekolah dan menyampaikan ada kegiatan Kepsek sampai malam, kegiatan apa sampai malam? Urusan sekolah atau urusan Pribadi, hal tersebut perlu dikonfirmasi pada pihak terkait tentang disiplin para ASN, ujarnya.
Lanjut Simon Sinaga, terkait toilet yang sumbat, kenapa setelah kedatangan Tim Jurnalis dan LSM baru ada usaha untuk memperbaiki, pada Kamis 07/11/2024 sudah dikonfirmasi, sabtu baru ada balasan dan mengirimkan foto mobil Damkar, mungkin saja tunggu melobi pihak terkait dulu baru memberi tanggapan.
Dari komunikasi juga sudah terlihat ada arogansi dari kepsek, yang menyampaikan terimakasih untuk partisipasi aktif anda sebagai LSM.
Sudah menunjukkan nuansa ketidakakraban dengan lawan bicara, seolah menjadi orang asing, berbeda apabila kita menyebut dengan nama panggilan seperti Bapak, Saudara, Abang, Mas, dan sebutan lainya.
Dengan 4 bulan menjabat sebagai Kepsek tidak harus mempelajari dulu hal-hal yang perlu di tingkatkan di sekolah dengan keadaan wc/toilet yang sudah mampet.
Dalam waktu dekat LSM APTI akan konfirmasi langsung pada Kepsek tentang Juknis Dana Bos, Kadis Pendidikan melalui Kabid harus lebih aktif mengawasi Sekolah-sekolah di Kabupaten Humbahas tentang pemeliharaan kecil rutinitas/sekolah.
Percuma ada Rehabilitasi Ruangan kelas sekolah yang berbiaya 437 juta kalau kedepannya minim dengan pemeliharaan dilingkungan sekolah, pungkas Simon Sinaga.