Mempertanyakan Serapan Tenaga Kerja Lokal, Ketua LSM APM di Cegat Security Pertamina dan Aparat

Avatar photo
banner 120x600
banner 468x60

PRABUMULIH – Foktanews.online||Nyaris berujung bentrok Pasal nya Kedatangan (LSM) Aliansi Prabumulih Menggugat (APM) yang hendak mempertanyakan komposisi tenaga kerja lokal ke PT Pertamina Asset 2, Senin (28/10/2024).

kedatangan puluhan pengurus LSM APM di hadang security Pertamina serta aparat Polri dan TNI. Mereka dihadang di tengah jalan KM 1 Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Prabumulih Selatan, Kota Prabumulih yang berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi sumur minyak Pertamina. “Kami dari awal datang niat baik-baik. Cuma mau minta data komposisi tenaga kerja lokal yang dipekerjakan di sumur. Tapi, belum sampai lokasi, kami sudah dihadang rombongan security dan aparat Polri dan TNI,” kata Ketua LSM APM, Adi Susanto saat dibincangi oleh awak media.

Penghadangan tersebut menurut ketua LSM Adi Susanto dilakukan di luar area aset Pertamina yang menjadi wewenang mereka untuk dijaga. “Kami dihadang di jalan posisi Belum masuk area aset mereka. Jadi kami pertanyakan wewenang mereka melakukan penghadangan itu. Nah, disitulah akhirnya terjadi adu argumen,” jelasnya

Akibat arogansi petugas yang menjadi-jadi malah memicu kemarahan anggota LSM APM lainnya, Melihat hal itu Adi Susanto selaku pimpinan memilih meredam kemarahan anggota LSM APM lainnya untuk menghindari terjadinya bentrokan fisik.

Atas perlakuan oknum security tersebut, Adi pun tak tinggal diam. LSM APM berencana untuk mengajukan surat kepada institusi terkait terhadap proses penghadangan tersebut.

 

“Kami akan sampaikan surat resmi ke Presiden dan jajaran pusat terkait mantan perwira yang menjabat karyawan BUMN sebagai Kepala Security Field Prabumulih mengajak oknum BKO TNI berpangkat Lettu dan oknum polisi bersenjata untuk menghadang kami di tengah jalan. Apalagi lokasi penghadangan bukan areal objek vital,” ucapnya.

Tambah nya, “Kami sudah melakukan aksi demo beberapa waktu lalu mempertanyakan komposisi tenaga kerja lokal yang bekerja di Pertamina. Tetapi, hingga kini kami tidak mendapatkan data pasti dari mereka,” jelasnya

 

Dia mengatakan, isu tenaga kerja lokal ini merupakan aspirasi dari masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan operasional. Mereka tidak mau hanya menjadi penonton dari gelontoran miliaran investasi yang datang untuk mengambil hasil bumi di wilayah mereka berupa minyak dan gas.  “Percuma investasi kalau tidak berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja di tingkatan lokal. Lebih baik Pertamina angkat kaki dari Kota Prabumulih,” bebernya. (Fajrah Akbar)